Menghormati tamu
Setiap Hari Raya Idul fitri tiba, biasanya kami sekeluarga pergi ke rumah nenek di Bandung. Pada saat disana ada perlakuan keluarga di sana saya rasakan menghormati saya sebagai seorang tamu Yang mereka lakukan adalah mengantarkan tamu sampai depan pintu dan melihat kepergian tamu itu ketika akan pergi meninggalkan rumah. Saya kira kami sekeluarga diperlakukan seperti itu karena kami tinggal jauh dari rumah nenek, tapi ternyata hal itu dilakukan kepada semua orang yang bertamu ke rumah nenek, tidak memandang tamu jauh ataupun dekat, saudara ataupun teman atau tetangga, semua diperlakukan sama ketika akan meninggalkan rumah setelah bertamu, maka akan diantarkan sampai depan pintu. Dan tuan rumah akan masuk ke dalam rumah jika tamunya sudah benar-benar pergi. Dengan demikian, tamu itu merasa kedatangannya dinantikan dan kepergiannyapun dihargai, bukan karena diusir. Saya jadi berpikir, saya memang suka mengantar tamu saya ketika mereka akan pulang, tapi itu berlaku pada tamu jauh, atau tamu yang jarang ke rumah sedangkan saudara dekat atau tetangga yang sering datang ke rumah, karena mungkin saya tidak menganggap lagi sebagai tamu, maka saya tidak memperlakukannya seperti seorang tamu, padahal mereka berhak dihormati sebagai tamu. Dari pengalaman pulang kampung itulah, menyadarkan saya bahwa tamu, siapapun dia berhak untuk dihormati dan dihargai, salah satunya dengan cara mengantarkan mereka ketika akan pergi meninggalkan rumah kita dengan santun.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home